Perjalanan Dari Timur Ke Barat

Met malam minggu lagi buat kalian semua. Gimana kabar kalian semua ? alhamdulillah kalau kalian semua baek, gak seperti gue sekarang yang lagi di Rumah Sakit Yos Sudarso Padang. Iyaaaa.. bener gue lagi sakit. Kecelakaan di bulan 10 tahun lalu menyebabkan tulang kering dan betis gue patah. Gue di haruskan operasi pemasangan pen. Nah bulan april kemaren 6 bulan pasca operasi pen yang ada di dalam tubuh gue, Lebih tepatnya penyangga tulang kering gue kembali patah. Busyyyetttttt. . . kemaren tulangnya yang patah sekarang ehh malah pen penyangganya yang patah.

Akibat patahnya pen tersebut gue harus operasi lagi dan operasi tersebut harus dilakukan oleh dokter spesialis ortopedi. Di Timika gak ada dokter spesialis bedah tulang ( ortopedi ), maka gue harus di rujuk ke rumah sakit yang ada dokter spesialis ortopedinya. Yaaa Jakarta atau Padang dan gue milih Padang karena masih ada keluarga gue di Padang gak seperti Jakarta yang gak ada sama sekali keluarga gue di sana.

Sekarang gue sharing perjalanan jauh dan paling berat yang pernah gue alami dengan keadaan kaki patah yang di gips melakukan perjalanan dari timur indonesia ke barat indonesia. LANJUT BACA

Kalau gue dulu pernah sharing tentang perjalanan gue dari barat ke timur itu mudah karena gue dalam keadaan sehat, gak seperti keadaan gue sekarang dengan posisi kaki di gips dan memakai tongkat. Harus ada surat dari dokter dan maskapai penerbangan yang akan gue gunakan bahwa gue dalam keadaan mampu untuk terbang dan di izinkan oleh maskapai penerbangan.

Di mulai dari kontrakan, pada tanggal 25 april 2013 gue di anter dengan mobil perusahaan ke bandara, di jemput jam 8 WIT. Sesampai di bandara langsung check in. harus ke klinik bandara dulu cek kesehatan, setelah selesai langsung ke ruang tunggu. Jam 11.05 naek ke pesawat di sini gue termasuk spesial karena gue di dahulukan dengan memakai mobil kecil ke pesawat sedangkan yang laen memakai bis. Ya tau sendirilah keadaan gue sekarang. Untuk naek tangga pesawat cukup berat ternyata sesampai di atas pesawat langsung di sambut dengan senyum manis pramugari, senyuman di bales senyuman cieeee langsung hilang capeknya. Ngarep sih dipapah ma pramugari tapi apa daya gue ternyata masih kuat, gak mungkin juga gue pura pura jatuh di depan mereka. Otak kotor.

Sesampai di Bali kalau gue sehat aja sih gue turun ke bandara, tapi gue sakit gini mending di pesawat aja. Oke lanjut ke jakarta terbang lagi, sampai di jakarta itu tepat pukul 16.00 WIB. Udah gak ngarep di papah ma pramugari, tapi dengan baek hati pramugari menggendong tas yang gue bawa. Seandainya gue bisa bertukar tempat sama tas gue #ngarep.  Di pintu pesawat gue udah di tunggu oleh wheelcher dan petugas bandara yang akan mendorong kursi roda gue. Pesawat yang akan membawa gue ke padang berangkat pada pukul 19.00 WIB. Berarti gue harus nunggu 3 jam lagi dengan kondisi gue yang letih lesu loyo dan lunglai atau  di singkat 4L. dari pada lama nunggu di ruang tunggu dengan hanya duduk saja gue putusin untuk menunggu di ruang yang lebih nyaman yakni di lounge Member GFF garuda, sang petugas pun mengantarkan saya ke lounge tersebut dan apa yang gak gue sangka gue di tolak di sana karena gue belom member dengan kartu GFF gold tapi apa gak ada pengecualian untuk gue. Heheheh ngarep. Ya udah lah masih ada musholla di bandara yang gue masih bisa ngelurusin kaki di sana.

Setelah jam 18.30 WIB gue di anter ke ruang tunggu lagi dengan menggunakan wheelcher setelah menunggu 30 menit ternyata ruang tunggu di pindah dan gue pun harus pindah kembali dengan meminta pertolongan ke petugas bandara. Tepat jam 20.00 WIB pesawat tinggal landas ke padang. Sesampai di padang sama seperti di bandara jakarta gue udah di tunggu oleh wheelcher beserta petugasnya. Di bandara sudah menunggu adek dan sepupu. Setelah sampai di luar bandara kami pun memesan taksi dan kembali ke rumah menggunakan taksi bandara.

Cukup berat bagi gue perjalanan ini. Semua buat kesembuhan gue. Tunggu aja postingan  tentang gue operasi dan pengalaman gue di rumah sakit ini.  Sampai jumpa di malam minggu selanjutnya.